Pada awalnya, jejaring sosial digunakan untuk menghubungkan teman lama, saudara, dan orang lainnya di dunia Maya untuk dapat saling ber interaksi tanpa perlu biaya semahal telepon sambungan ke luar negeri. Dan belakangan ini di tahun 2015 sampai 2016 ini makin banyak digunakan untuk menyebar foto baik itu foto diri sendiri atau yang lebih dikenal selfie untuk menunjukan eksistensinya di sosial media baik untuk umum maupun untuk kalangan teman-temannya.

Tentu, dengan fenomena kegunaan sosial media seperti hal tersebut diatas.. maka ada unsur negatif yang dapat terjadi di tengah masyarakat, seperti meningkatkan budaya konsumtif ketimbang produktif. Dengan demikian jika kita sebagai masyarakat Indonesia tidak merubah prilaku bersosial media tersebut maka akan semakin ketinggalan oleh negara tetangga lainnya dan hanya akan jadi sasaran Target Pemasaran Produk.

Baiklah, untuk dapat merubah pola perilaku yang mengundang konsumtif dan pemborosan maka perlu diketahui beberapa cara menggunakan sosial media sebagai hal produktif beserta keuntungannya.

Kegiatan Produktif pada Sosial Media

  • Untuk di Facebook, kita bisa membuat sebuah halaman atau sebuah grup untuk menawarkan barang dan jasa atau sekedar untuk berbagi ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
  • Di Instagram, ini sangat bagus untuk “memamerkan” foto keindahan alam, batu mulia dan perhiasan, fashion dan foto-foto produk lainnya, sehingga dapat dengan mudah menarik minat para pengguna lainnya dan arahkan untuk menhubungi anda atau masuk ke website anda.
  • Twitter, untuk para pemikir dan penulis yang kreatif dan memanfaatkan sarana ini sebagai media interaksi yang menyenangkan dengan memberikan pertanyaan, polling, kuis dan beberapa quotes baik yang serius maupun yang kocak atau menghibur. Dan keunikan twitter, apa yang anda publikasikan dapat dengan mudah di cari oleh orang di seluruh dunia sehingga juga cocok untuk anda yang ingin memperkenalkan barang atau jasa ke manca negara.
  • Path dan Pinterest, hampir sama seperti instagram namun kedua sosial media ini sangat “menjelaskan” lokasi pengguna atau location based sosial media, dan uniknya anda dapat membidik suatu lokasi untuk memperkenalkan produk dan jasa anda.

Seperti yang di gaungkan oleh Google dan Presiden Jokowi, akan mencetak 1000 technopreneur di Indonesia, sudah saatnya dari sekarang mulai kita persiapkan diri kita menyambut era tersebut.. yang mana akan banyak di penuhi oleh terobosan-terobosan dalam melakukan rutinitas di Indonesia, contoh start-up techno preneur yang bisa kita lihat :

  • Go Jek, penyedia jasa aplikasi untuk pengojek dan pemakai ojek
  • Uber, sama dengan go-jek tapi untuk kendaraan mobil roda 4
  • Toko Online, Tokopedia dan Bukalapak, Virtual Mal untuk belanja dan berjualan

Dari ke 4 start up tersebut diatas, kita sudah dapat melihat banyak perubahan pada masyarakat yang mana efisiensi dalam sebuah daerah menjadi meningkat sangat signifikan, seperi :

  • dengan adanya go-jek, banyak warga Jakarta yang lebih cepat dalam menempuh suatu tempat yang mana kemacetan berjam-jam dapat terjadi jika ditempuh tanpa motor, dan dengan adanya gojek tentu dapat menghemat secara global BBM yang terbuang karena macet serta mengurangi polusi.
  • Kini para pemilik kendaraan roda 4 yang belum sanggup menggaji supir, mereka lebih menikmati memakai jasa Uber Taxi, dan kedepannya trend kepemilikan mobil akan lebih terpacu untuk suatu hal yang produktif dan life style sudah berganti dengan memakai Uber.
  • dengan adanya toko online dan market place yang dapat dipercaya, tentunya sangat menghemat para penjual dan pembeli dalam bertransaksi, karena seperti biaya sewa toko, transportasi ke tempat barang yang akan kita beli.. semua ter eleminasi dengan sistem ini, dengan demikian dapat menekan laju inflasi jika hal semacam ini lebih di luaskan lagi.

Demikian ulasan singkat mengenai kegunaan sosial media untuk hal yang lebih produktif dalam menyambut era teknopreneur di tahun 2016 ~ 2017 kedepan.

Hidup ini hanya sekali, waktu tidak bisa di putar mundur.. mari kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk diri kita sendiri dan keluarga.

Pin It on Pinterest

Share This